Page 47 - Ayam Jantan dar Timur
P. 47

sehingga Karaeng  Patingalloang  keluar  ruangan  mencari angin

            dan bertemulah  dengan anak-anak  Sultan  itu.  I Mallombassi
            berkata.

                    “Paman, apa yang sedang Paman lakukan di beranda ini?”

                    “Panas sekali udara hari ini, Tuanku. Rasanya di luar udara
            berangin sehingga segar di badan,” jawab Karaeng Patingalloang.
            “Tuan sedang memikirkan apa, sepertinya ada masalah yang akan
            dikatakan kepada Paman?”


                    “Paman,  mengapa  kita  harus selalu  mengingat  nenek
            moyang? Apa perlunya bagi hidup kita?” I Mallombassi bertanya.

                    “Perlu sekali, Tuanku. Asal muasal itu harus kita ketahui,
            agar kita dapat menempatkan diri sesuai dengan martabat yang
            kita miliki.”

                    “Bagaimana bisa tahu asal muasal kita, Paman?” tanya I
            Sani.


                    “Jangan segan dan jangan bosan bertanya untuk tahu siapa
            diri kita. Jangan bosan bertanya,” jawab Karaeng Patingalloang.

                    “Maukah Paman bercerita untukku dan adikku, siapakah
            nenek moyangku?” kata I Mallombassi


                    “Baik,  Tuanku, cobalah  tatap  aku,”  jawab  Karaeng
            Patingalloang  sambil  menggamit dagu I Mallombassi  yang
            tertunduk. “Jangan pernah malu pada diri kita sendiri, sepanjang
            diri  kita  tidak mempunyai hal  yang  patut  membuat  kita  malu.





                                         42
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52