Page 50 - Ayam Jantan dar Timur
P. 50

“Jangan menyela dulu adik, biarkan Paman terus bercerita,”

            kata I Mallombassi meminta adiknya untuk mendengarkan cerita.

                    Karaeng Patingalloang melanjutkan ceritanya.

                    Ketika  terdengar ada  seorang  putri tiba-tiba  muncul  di
            sebuah bukit, Paccallaya dan beberapa orang mendatangi tempat
            itu.  Mereka  lalu  duduk  mengelilingi  putri yang  bercahaya  itu.
            Kecantikan putri itu memancar dan menakjubkan.


                    “Adakah yang tahu, siapa putri itu dan dari mana asalnya?”
            Paccallaya bertanya kepada orang-orang yang duduk mengelilingi
            putri itu.

                    “Tidak tahu,” jawab salah seorang dari kerumunan orang-
            orang yang duduk.

                    Tak seorang pun yang tahu nama dan asal-usulnya. Lalu
            mereka sepakat menyapanya Tomanurung.


                    “Tomanurung,  kami datang kemari untuk  mengangkat
            engkau  menjadi raja  kami.  Sudilah  engkau  menetap  di negeri
            kami,” kata Paccallaya.

                    “Aku setuju dengan permintaanmu itu,” jawab Tomanurung.

                    Setelah permohonan mereka dikabulkan, Paccallaya

            bangkit dan berseru, “Sombai Karaeng Nu To Gowa (‘sembahlah
            rajamu wahai orang-orang Gowa’)!”

                    Akhirnya  Tomanurung  menjadi  raja.  Saat  dia menjadi
            raja,  situasi masyarakat  tenang.  Tidak banyak  yang  berselisih
            dan bertengkar. Masyarakat disibukkan dengan pekerjaan dan


                                         45
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55