Page 55 - Ayam Jantan dar Timur
P. 55

“Silakan  atur  agar semuanya  berjalan  baik,”  jawab

            Tomanurung lalu berdiri dan masuk ke istana diikuti oleh dayang-
            dayangnya. Paccallaya membungkuk memberi penghormatan dan
            kemudian bergegas keluar menjalankan rencananya.

                    Malam  itu  Paccallaya  mengumpulkan  beberapa  orang
            sesama pemimpin untuk  membicarakan  rencananya.  Mereka
            semua setuju pada rencana Paccallaya dan mereka memutuskan
            Paccallaya yang  menjadi duta  penghubung  kepada Karaeng
            Bayo. Malam  itu sebuah rencana  selesai tersusun  dan tinggal
            melaksanakan esok hari.

                    Keesokan paginya, Paccallaya menemui Karaeng Bayo di

            wisma kerajaan. Paccallaya mengutarakan maksud mereka untuk
            memberi tahu  Karaeng  Bayo bahwa  raja  mereka  Tomanurung
            belum  bersuami. Mereka  menyarankan  agar Karaeng Bayo dan
            Tomanurung menikah agar keturunan mereka dapat melanjutkan
            pemerintahan kerajaan Gowa. Karaeng Bayo terkejut mendengar
            rencana itu. Semula ia tidak berpikir bahwa ia akan menikahi raja
            Gowa. Paccallaya membujuknya berulang kali sehingga akhirnya
            Karaeng Bayo setuju untuk menikah dengan Tomanurung.

                    Paccallaya dan jajaran pimpinan Kerajaan Gowa membuat
            semacam kesepakatan  dengan Karaeng Bayo. Intinya mengatur
            hak  pemerintahan.  Jadi, hak,  wewenang,  dan kewajiban  orang
            yang  memerintah dan diperintah diatur dengan kesepakatan

            bersama. Karaeng  Bayo menikah dengan  Tomanurung.  Mereka
            dikaruniai anak bernama Tumassalangga Baraya.

                    Pusat kerajaan Gowa berada di atas  bukit  Takka’bassia
            yang kemudian berubah namanya menjadi  Tamalate. Kerajaan


                                         50
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60