Page 57 - Ayam Jantan dar Timur
P. 57

miliki dapat kau peroleh sebagaimana yang diperoleh orang lain.”
            Ketika Belanda menyatakan bahwa yang diperbolehkan tinggal di
            Makassar hanya Belanda, Alauddin menolak keras.

                    “Tuanku,  Sultan  Alauddin  berkata  bahwa  Tuhan
            menciptakan tanah dan laut untuk seluruh manusia. Tak pernah
            saya mendengar larangan mengarungi lautan itu bagi siapa saja.

            Ingat  itu  Tuanku  I  Mallombassi,”  kata  Karaeng  Patingalloang
            mengakhiri ceritanya.

                    Perang  pertama  dengan  Belanda  terjadi pada  saat  I
            Mallombassi berumur 3 tahun, pada saat Sultan Alauddin masih
            berkuasa.  Tahun 1631 sampai 1634 armada Gowa dan Ternate
            saling serang dengan armada Belanda di perairan Maluku. Tahun
            1634 Raja Gowa mengirim armada terdiri atas 100 perahu perang
            ke Ambon membantu  rakyat Ambon melawan Belanda  yang

            memusnahkan  pohon-pohon  cengkih dan  pala  di Maluku.  Raja
            Gowa berkewajiban  melindungi kerajaan  sekutunya di  Ambon.
            Perang itu dikenal dengan nama perang Hongi. Setahun sesudah
            itu, Belanda mengirim 12 kapal ke perairan Makassar dan memulai
            menembaki  Benteng Galesong. Untunglah setahun sebelumnya,
            benteng yang terbuat dari tanah liat itu sudah diubah dan dibuat
            dari batu bata, sedangkan perahu dan kapal perang armada Gowa
            sudah meninggalkan  perairan  Makassar sebagai taktik  untuk
            menghindari bentrokan. Serangan Belanda ini gagal total.

                    Keinginan Kompeni Belanda  untuk  menguasai  dan
            menaklukkan Gowa semakin kuat. Berbagai cara dipergunakan.
            Pada bulan Juni 1637 Kompeni Belanda yang dipimpin Gubernur





                                         52
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62