Page 58 - Ayam Jantan dar Timur
P. 58

Jendral Anthony Van Diemen berhasil membuat perjanjian dengan
            Kerajaan Gowa. Van Diemen meminta agar Raja Gowa melarang
            Portugis dan Inggris berdagang di Makassar, tetapi permintaan itu
            ditolak  oleh Sultan  Alauddin. Orang Belanda  belum  dibebaskan
            untuk tinggal dan menetap di Makassar. Pada waktu itu Raja Gowa
            menerima tamu-tamu asing di istananya yang terdapat di dalam
            Benteng Somba Opu.


                    Pengepungan  beberapa  kali  oleh kompeni Belanda
            terhadap pantai Makassar menambah keyakinan bahwa kompeni
            Belanda  pada  suatu  saat  akan  menyerbu  dan melaksanakan
            niatnya untuk merebut dan menaklukkan kerajaan Gowa. Kompeni
            Belanda  memang  ingin memonopoli perdagangan  rempah  dari
            Maluku.

                    Cerita itu  begitu  mengesankan  bagi  kedua  anak  Sultan

            Malikussaid. Beberapa lama mereka terdiam merenungkan cerita.
            I Mallombassi selalu mencerna cerita, baik dari inang pengasuh
            maupun dari Karaeng Patingalloang. Dia mengingat setiap cerita
            dan dia akhirnya mengetahui bahwa setelah Sultan  Alauddin
            meninggal dunia, beliau  digantikan oleh  anaknya, yaitu Sultan
            Malikussaid yang  menjadi Raja  Gowa  XV. Sultan  Malikussaid
            adalah ayah dari I Mallombassi.

                    I Mallombassi begitu  bangga pada ayahnya. Ayahnya
            dibantu oleh orang yang cakap dan baik hati, yaitu Mangkubumi
            Karaeng Patingalloang.  Beliau  dengan Sultan  Malikussaid
            berkongsi dagang  dengan  pengusaha  besar Pedero La Matta,
            konsultan dagang Spanyol di Bandar Somba Opu. Selain itu, Sultan

            Malikussaid  juga bekerja sama dengan seorang pelaut  ulung


                                         53
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63