Page 63 - Ayam Jantan dar Timur
P. 63
I Mallombassi Daeng Mattawang dinobatkan menjadi
Raja Gowa ke-16 dengan gelar Sultan Hasanuddin pada bulan
November 1653 menggantikan ayahnya. Saat itu beliau berusia
22 tahun. Dua tahun setelah dinobatkan, Sultan Hasanuddin
kemudian menikahi I Bate Daeng Tommi atau I Lo’mo Tombong
Karaeng Pabineang dan menjadi permaisurinya. I Bate Daeng
Tommi adalah putri Mangngada’ Cinna Daeng Sitaba, Karaeng
Patingalloang Mangkubumi Kerajaan Gowa. Sedangkan, adiknya,
I Sani atau I Patimang Daeng Nisaking Karaeng Bonto Je’ne telah
menikah terlebih dahulu dengan Sultan Bima, Ambela Abul Chair
Sirajuddin pada tanggal 13 April 1646. Dari pernikahan itu, I Sani
mendapatkan anak yang bernama Sultan Nuruddin yang pada
akhirnya menjadi Sultan Bima ke-III pada tahun 1651.
Sultan Hasanuddin meneruskan perjuangan ayahnya
melawan Kompeni Belanda. Pada waktu itu Sultan Malikussaid,
ayah dari Sultan Hasanuddin, terkenal sebagai seorang raja yang
berani, bijaksana, hormat kepada orang tua, tahu membalas budi,
serta tidak membeda-bedakan antara bangsawan dan orang
kebanyakan. Pandai bergaul dengan sesama raja dan dipuji
sebagai orang yang memperlakukan rakyatnya sebagai manusia.
Dia bersahabat dengan Gubernur Spanyol di Manila, Raja Muda
Portugis di Goa India, Presiden di Keling (Koromandel India),
Saudagar di Masulipatan (India). Bersahabat juga dengan Raja
Inggris, Raja Portugal, Raja Kastilia (Spanyol), dan dengan Mufti
di Mekah. Mufti inilah yang mula-mula memberi gelar “Sultan
Muhammad Said” yang nama Arabnya adalah Malikussaid.
58