Page 64 - Ayam Jantan dar Timur
P. 64

Sultan  Hasanuddin waktu  itu  telah sering  menjadi duta

            dan mengurus pertahanan  Kerajaan  Gowa. Dengan dukungan
            Karaeng Patingalloang Mangkubumi Kerajaan Gowa, benteng di
            sepanjang  pantai  diperkuat  pertahanannya.  Ada tiga  3 benteng
            yang  diperkuat  dan dipasangi meriam. Benteng Somba Opu
            yang menjadi pertahanan utama, dan menjadi kediaman Sultan,
            tebalnya 12  kaki. Benteng ini dipasangi meriam  besar  yang
            dijuluki “Anak Mangkasara” dan ada lebih 270  meriam-meriam
            kecil lainnya. Meriam “Anak Mangkasara” ini dibuat pada tahun
            1593 dengan panjang 3 meter dan garis tengah lubang mulutnya
            41,5cm serta beratnya 500kg (11.000 Pound).

                    Selama  perang antara Gowa dan Belanda  berlangsung,
            tahun-tahun    berikutnya    Sultan   Hasanuddin    kemudian

            membangun  lagi  benteng Mariso,  Anak  Gowa, dan Kale Gowa
            serta beberapa benteng lagi di daerah Bantaeng dan juga sebuah
            parit yang panjangnya 3 setengah kilometer antara Binanga Beru
            dan Ujung Tanah.

                    Benteng yang memperkuat Pantai Kota Makassar  itu
            berjajar  dari  utara  keselatan:  Tallo  (Mangngara’  Bombang),
            Benteng Ujungpandang atau Ford Rotterdam, Benteng Somba Opu
            dan Benteng Barombong. Antara Tallo dan Ujungpandang terdapat
            Benteng kecil Ujung Tanah, antara Benteng Ujungpandang
            dan Benteng Somba  Opu  dan Benteng Barombong terdapat
            benteng kecil Panakkukang, yaitu sebuah kastil kecil tempat raja
            beristirahat.


                    Benteng Somba  Opu,  sebagai tempat  kediaman raja,





                                         59
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69