Page 9 - Ayam Jantan dar Timur
P. 9

Sementara Kerajaan Tallo’ yang didirikan di  muara

            Sungai Tallo’ melakukan kegiatan di laut. Perdagangan dilakukan
            dengan menjual ikan atau barang dagangan lain yang diperlukan
            masyarakat.  Perahu  menjadi alat  transportasi. Ada  beberapa
            macam bentuk perahu, misalnya perahu pelang, yaitu perahu yang
            digunakan untuk  berperang. Perahu itu adalah  perahu-perahu
            kecil yang digunakan oleh para lanun di samping kapal mereka.
            Perahu tersebut dibuat  dari sebuah balok  kayu yang dipahat
            sepanjang kurang lebih 10 meter, yang bergeladak, dengan dua
            batang cadik pada kedua sisinya.

                    Perahu  lunas  adalah  sampan  dari sebatang  kayu  besar
            yang  ditambah  papan  sebelah  menyebelah.  Kemudian, lopi
            atau  biseang atau  pajala,  yaitu  perahu  dagang  besar dengan

            layar ringan, panjang, dan lancip memiliki dua tiang layar serta
            dua puluh sampai tiga puluh pendayung. Rakyat Tallo’ sudah
            membawa perahu itu menjelajahi lautan bahkan sampai ke Jawa
            dan Johor. Karaeng Tallo’ atau Raja Tallo’ menjadi perdana menteri
            yang bertugas mengatur organisasi perdagangan dan melakukan
            hubungan  diplomasi dengan dunia luar. Politik  pintu  terbuka
            dijalankan oleh Karaeng Tallo’ untuk  memikat  pedagang  dan
            pelaut di daerah sekitar Mandar, Selayar, dan Bajo, atau Portugis
            di Malaka dan Melayu, juga pedagang-pedagang Eropa, Asia Timur,
            dan Asia Tenggara.  Pelaut-pelaut  dari Gowa-Tallo’  melakukan
            pelayaran niaga antara Makassar dan daerah penghasil komoditas
            terpenting, yaitu rempah-rempah dari Maluku, serta kayu cendana
            dari Timor dan Sumba.








                                          4
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14