Page 18 - Cerita Puan dan Si Taddung
P. 18

ibumu  akan  kamu  lupakan.  Tunggulah  sampai  ibumu
            tidak ada, saat itu jiwamu sudah betul-betul matang.”

                 Taddung, karena sangat menyayangi ibunya, tidak
            berani  membantah.  Ia  pun  menolak  dengan  halus

            permintaan mereka. Para penduduk itu tetap berkeras
            ingin menjadi murid Taddung.

                 “Tolonglah, Taddung,  demi kampung  kita,” ujar
            mereka merayu.

                 “Saya tidak akan pernah membantah perintah ibu
            saya. Jika kalian tetap memaksa, saya akan membawa

            ibu saya pergi dari kampung ini.”
                 Setelah mendengar jawaban  tegas Taddung,

            mereka terdiam. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
                 Hari demi hari berlalu. Kehidupan di Tanjung Batu

            kembali berjalan seperti biasanya. Mereka berladang
            dan berburu.

                 Suatu  pagi  beberapa  orang  tampak  sedang
            menyiapkan  perbekalan  untuk  berladang.  Tiba-tiba,

            datanglah ke kampung itu seseorang sambil berlari
            ketakutan. Tanjung Batu menjadi gempar. Mereka yang

            tidak sedang berangkat berladang ataupun berburu




                                          10
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23