Page 22 - Cerita Puan dan Si Taddung
P. 22

penduduk mulai tampak ketakutan ketika mendengar
            pesan itu.

                 “Tolonglah kami, Taddung.”
                 “Tolonglah kampung kita, Taddung.”

                 Mereka mengiba-iba dan mulai ada yang menangis
            karena panik. Taddung merasa sangat sedih melihat

            keadaan mereka. Namun, ia tidak akan membantah
            ibunya. Taddung yakin di balik perkataan ibunya

            tersembunyi hikmah.
                 “Baiklah,  mohon  tenang.  Saya  tidak  akan

            melanggar perintah orang tua. Namun, mari kita tetap
            tenang. Mari kita pikirkan jalan keluarnya.”

                 “Tidak  ada  jalan  lain,  Taddung.  Di  kampung  ini
            tidak ada lagi orang sakti selain kamu,” ujar seorang

            penduduk  kampung  membujuk  Taddung.  Sementara
            itu, yang lainnya beramai-ramai menimpali.

                 “Ya.”
                 “Betul.”

                 “Hanya Taddung yang sakti.”
                 “Hanya Taddung yang bisa menyelamatkan kita.”

                 “Tolong kami, Taddung.”




                                          14
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27