Page 43 - Cerita Puan dan Si Taddung
P. 43

bekal  yang  dibawa  dari  rumah.  Dimakannya  sedikit.
            Perbekalan harus dihemat karena ia tidak tahu akan

            sejauh mana perjalanannya menemukan tujuan.
                 Taddung  berjalan  lagi.  Ia  hanya  tidur  sebentar

            pada  malam  hari.  Jika  masih  kuat,  ia  tetap  berjalan
            walaupun  malam  teramat  gelap.  Ia  berjalan  sambil

            menajamkan  mata  dan  telinganya  untuk  mengawasi
            keadaan sekitar.

                 Tidak  terasa  sepuluh  hari  sudah  berlalu.  Bekal
            perjalanannya  sudah  habis.  Taddung  pun  hanya

            memakan buah-buahan yang ditemukan. Ia sudah
            terbiasa dengan hutan. Ia bisa mengenali mana buah

            yang bisa dimakan, tidak beracun, dan tidak pahit.
                 Sejauh  itu ia tidak mencium tanda-tanda

            jejak  kijang  buruan,  tetapi  beberapa  kali  bertemu
            rombongan babi hutan. Taddung bisa menghindarinya

            tanpa diserang.
                 Taddung terus berjalan. Berminggu-minggu ia

            berjalan mencari buruan yang diinginkan. Berminggu-
            minggu ia tidak mendapatkan buruan. Ia mulai putus

            asa.  Jangan-jangan  memang  kijang  suci  itu  tidak
            pernah ada.


                                          35
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48