Page 46 - Cerita Puan dan Si Taddung
P. 46

Badannya  tidak  terlalu  bungkuk.  Tatapan  matanya
            sangat berwibawa. Suaranya juga sangat jelas.

                 Taddung sempat agak terkejut dengan kemunculan
            kakek itu dari bagian belakang gubuk.  Namun, ia

            segera berpikir bahwa pastilah kakek tua ini pemilik
            gubuk tempatnya berbaring sekarang ini.

                 Taddung segera bangun untuk menghormati kakek
            tua itu, tetapi si kakek cepat-cepat menahan Taddung

            dan menyuruhnya tetap berbaring.
                 “Kondisimu masih lemah. Berbaringlah dulu.”

                 “Ampun  maaf,  Kakek.  Saya  Taddung,  Kek.  Saya
            sedang berburu.”

                 “O,  begitu.  Lumayan  jauh  asalmu.  Engkau  sudah
            menempuh perjalanan yang lama dan melelahkan. Aku

            menemukanmu dalam keadaan pingsan di dalam hutan.
            Sekarang  beristirahatlah  dahulu.  Nanti  lanjutkan

            kembali ceritamu.”
                 Kakek itu memijit-mijit Taddung dengan tangannya

            yang kurus, tetapi kuat. Taddung merasakan sentuhan
            kasih sayang seorang bapak. Selama ini Taddung tidak







                                          38
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51