Page 52 - Cerita Puan dan Si Taddung
P. 52

berjalan  dengan  riang  seolah  tanpa  beban.  Matanya
            tidak  lagi  menelisik  kanan  kiri,  mencari-cari  kijang

            suci.
                 Ajaib,  tidak  sampai  satu  minggu  Taddung  sudah

            sampai di Tanjung Batu. Perjalanan pulang itu jauh
            lebih cepat daripada perjalanan pergi.

                 Ia segera mengetuk pintu. Ibunya menyambutnya.
            Wajah  ibunya  makin  tirus,  tetapi  ibunya  selalu

            tersenyum. Taddung menangis terharu dan langsung
            memeluk ibunya.

                 Setelah keharuannya reda, si ibu bertanya kepada
            anaknya,“Bagaimana hasil berburumu, Anakku?”

                 “Beribu  maaf, Ibu.  Anakmu  tidak  berhasil
            menemukan kijang suci itu.”

                 “Lalu, mengapa kamu berani pulang?”Ibu Taddung
            bertanya dengan tegas. Taddung pun bercerita bahwa

            ia sudah berjalan jauh untuk mencari kijang suci itu.
            Ia  berjalan  dengan  sedikit  istirahat,  sampai-sampai

            terduduk lelah dan pingsan.
                 Diceritakan  pula  oleh  Taddung  tentang  seorang

            kakek yang menolongnya, kakek yang sangat berbudi




                                          44
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57