Page 14 - Putri Cantik Bertubuh Wangi
P. 14

"Begini,  Juragan  Putri...  Abah  bilang  di  rumah
               hamba  ada  tamu  dari  Pakuan  Pajajaran.  Seorang
               kakek-kakek membawa sumpitan. Ya, Aki Panyumpit."
                       "Apa, Bi? Oooh...Dewata," kata Putri Buniwangi
               sambil  menggeleng-gelengkan  kepala  dan  menutup
               telinganya.
                       "Ini sesuai dengan mimpi Juragan."
                       "Bibi ...," kata Putri Buniwangi sambil menutup
               muka  dengan  kedua  telapak  tangannya.  Raut  muka-
               nya seputih kapas. Tubuhnya lemas. Jantungnya ber-
               degup  kencang  dan  perasaannya tak tentu arah. Dia
               teringat akan mimpinya. Menurut firasatnya, tamu di
               rumah  Abah  Sawiyah  itu  pasti  akan  menyelidiki  ke-
               adaan  dirinya.  Dalam  hatinya  dia  tetap  pada  pendi-

               riannya. Tidak ingin jadi selir. Titik.
                       Dia gelisah. Dia bingung. Dia berjalan mondar-
               mandir di taman itu. Dengan lembut dan penuh kasih
               sayang,  Sawiyah  membujuk  Putri  Buniwangi.  Tiba-
               tiba  seperti  muncul  satu  kekuatan  dalam  diri  Putri
               itu.  Dia  menarik  lengan  dayangnya,  sampai-sampai
               dayangnya tersentak.
                       "Bibi!!!  Ayo,  kita  ke  tempat  saudara  Bibi  yang
               ada di kampung. Kita sembunyi di sana."
                       "Baiklah...Putri, kita ke gubuknya Ki Mas'ad."
                       "Cepatlah Bibi. Siap-siap."
                       Sawiyah,  dayang  Putri  Buniwangi  yang  setia
               menurut  saja  ajakan  tuannya  itu.  Kira-kira  pukul  12
               siang  Putri  Buniwangi  bersama  Sawiyah  telah  tiba  di



                                               11
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19