Page 33 - Putri Cantik Bertubuh Wangi
P. 33
"Nanti kita bicarakan," kata ibunya. "Menurut
Bunda, jangan menunggu-nunggu yang belum tentu,
jangan menolak yang sudah ada. Sang Prabu pun
akan menjadikan Euis istri bukan selir. Euis juga
harus diantarkan ke Pakuan Pajajaran. Ikut dengan
rombongan mereka."
Gadis cantik berbadan wangi itu terdiam. Dia
menelan kata-kata ibunya yang mencoba mendesak
secara halus. Mulutnya terkunci. Tenggorokannya
terasa kering. Ludahnya terasa pahit. Matanya pun
terasa panas.
"Aa...ah...!" jawab Nyi Putri dengan suara terpu-
tus-putus. "Bukan hamba menolak jodoh dari Dewata
atau menolak keinginan raja yang berkuasa. Namun,
hati tidak rela untuk menjadi istri raja yang sudah
berpuluh-puluh istrinya."
"Ooh, sayang..." kata ibunya sambil mengusap
kepala anaknya. "Bagi raja, banyak istri dan banyak
perempuan simpanan sudah merupakan kebiasaan.
Hal yang lumrah. Orang yang besar kekuasaannya.
Orang yang banyak uangnya sepertinya memang ber-
buat sekehendaknya sendiri. Itu sudah hukum keti-
dakadilan dunia. Anakku, berpikirlah dewasa. Sudah
tentu bunda dan ayahanda merasa sedih apabila raja
yang berkuasa akan menjadi marah. Pikirkan baik-
baik, Nak. Sekarang pergilah ke keputren sambil
tenangkan pikiranmu dan resapilah kata-kata Bunda.
Besok Euis memberikan keputusan."
30