Page 38 - Putri Cantik Bertubuh Wangi
P. 38

Putri  keluar  bersama  Sawiyah  kebetulan  tidak  ada
               angin sehingga badan Nyi Putri yang wangi tidak ada
               yang  menciumnya.  Nyi  Putri  berjalan  cepat  sekali
               melewati kampung Suniwangi yang sekarang berganti
               nama menjadi kampung Pataruman.
                       Kira-kira  pada  waktu  fajar  menyingsing  turun-
               lah  hujan  dengan  lebatnya  diiringi  guntur  dan  kilat
               yang sambar menyambar.
                       "Bibi...  kita  berteduh  dahulu  di  bawah  pohon
               sana," kata Nyi Putri sambil menunjukkan tangannya.
               Nyi Putri dan bibi Sawiyah terus berlari menuju pohon
               yang rindang dan Nyi Putri duduk dengan enaknya."
                       Sawiyah  melihat  majikannya  kedinginan  dan
               bajunya  basah  kuyup.  Dia  sedih.  Dia  tidak  sampai

               hati  melihatnya.  Lalu  dia  menangis,  sambil  memijit-
               mijit badan Nyi Putri.
                       "Bibi,  jangan  menangis,"  kata  Nyi  Putri.  "saya
               tidak merasa apa-apa, saya sehat-sehat saja."
                       "Saya tidak sampai hati melihat Juragan seperti
               ini," kata Sawiyah, "kenapa Tuan Putri mau menyiksa
               diri?"
                       "Ini sangat menyenangkan Bi. Aku tidak merasa
               tersiksa," kata Nyi Putri.
                       Hujan tiada henti-hentinya sampai tengah hari.
               Karena  badan  Nyi  Putri  basah,  bau  wangi  badannya
               tak  tercium.  Oleh  karena  itu,  tidak  ada  orang  yang
               tahu  bahwa  Nyi  Putri  berada  di  bawah  pohon  yang
               rindang.



                                               35
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43