Page 39 - Putri Cantik Bertubuh Wangi
P. 39
Tak lama kemudian, sedikit- demi sedikit hujan
pun reda. Sawiyah mengajak Nyi Putri meneruskan
perjalanan. Mereka berjalan menuju ke utara. Dengan
sisa-sisa tenaga mereka mengayunkan langkah
dengan pelan. Kira-kira matahari sudah hampir terbe-
nam di ufuk barat mereka tiba di lapangan, di kaki
gunung Nan Serana. Kira-kira tiga ratus langkah dari
tempat mereka kelihatan oleh Sawiyah sebuah gubuk
yang dikelilingi oleh pohon bambu dan pohon nira.
"Juragan," kata Sawiyah, "Kita ke gubuk itu
dulu, ya. Jangan diteruskan hari ini ke Dayeuhmeng-
gung. Badan Juragan perlu hangat. Jangan terus-
terusan kedinginan."
"Ya, Bibi. Mari kita ke sana," sahut Nyi Putri.
Setelah sampai di depan gubuk itu, Sawiyah
memanggil yang empunya rumah. Tidak lama kemudi-
an, keluarlah seorang nenek yang sudah agak bong-
kok.
"Siapa? Siapa itu? Mari sini... Cu." kata Nenek
itu.
"Saya dari Kertarahayu," jawab Sawiyah.
"Oh, dari kota? Duh ..... malu Nenek. Ini hanya
gubuk, Cu. Jelek lagi," kata nenek itu. "Mari masuk!
ke sini."
Nyi Putri dan Sawiyah terus masuk ke beranda.
Sawiyah pun terus masuk ke dalam rumah sambil
berbisik kepada nenek itu tentang rahasia Nyi Putri.
36