Page 44 - Putri Cantik Bertubuh Wangi
P. 44
mengendap-endap ingin melihat apa yang terjadi.
Hamba sangat terkejut sebab kamar itu sunyi. Tidak
ada siapa pun," kata punggawa itu sambil menyem-
bah.
Berita itu seperti petir di siang bolong bagi
permaisuri. Mukanya seputih kapas. Jantungnya ken-
cang berdegup. Kepalanya pusing. Matanya berku-
nang-kunang. Hampir saja dia ambruk. Pingsan.
Tangannya kuat berpegangan ke pinggiran singgasana
yang tengah di dudukinya.
"Gusti...Gusti Putri!" kata punggawa itu keta-
kutan.
Suara punggawa itu menyadarkannya. Permai-
suri mengusap mukanya yang telah basah dengan air
mata. Tubuhnya tersa lemas. Lunglai. Dia berusaha
berdiri menegarkan dirinya. Diiringi oleh punggawa,
Gusti Ratu menuju ke ruangan tempat raja berada.
Melihat keadaan Ratu yang mengenaskan, raja segera
menangkap isyarat yang tidak baik.
"Kakanda, anak kita...Nyi Putri...," katanya sam-
bil menangis.
"Sabar Dinda. Coba jelaskan dulu."
"Kanda, Nyi Putri dan Sawiyah tidak ada.
Hilang."
"Mana mungkin, Dinda?" Kata Raja Rumeng-
gong terperangah.
"Silakan Kanda tanya pada si punggawa ini.
Setelah itu, mari kita ke keputren."
41