Page 52 - Putri Cantik Bertubuh Wangi
P. 52
"Gusti Ratu selalu menangis. Tidak mau makan.
Ingat Gusti Putri terus. Kalau Gusti Putri mau pulang,
sebentar lagi Baginda pasti datang menjemput ."
"Aduh...Abah? Abah, tidak tahu keadaan saya."
"Gusti Putri, hidup hanya menjalani takdir.
Terima saja dengan ikhlas. Pulang, ya," kata ayah
Sawiyah dengan suara parau dan sorot mata memo-
hon sambil menyembah. Nyi Putri tidak menjawab.
Melihat ayah Sawiyah seperti itu dia merasa kasihan.
Dia pun menganggukkan kepalanya pelan.
"Gusti Putri berjalanlah ke balik rumpun
bambu. Mungkin Baginda sudah sampai. Cepat-
cepatlah. Kasihanilah orang tua dan berbaktilah."
"Duh, kasihan Ayahanda," kata Nyi Putri sambil
berjalan menuju rumpun bambu. Ternyata sang
Prabu telah berada di situ. Setelah mereka berjumpa,
Nyi Putri bersujud di lutut ayahandanya sambil me-
nangis. Sang Prabu segera membujuk Nyi Putri agar
cepat pulang ke Keraton. Nyi Putri mengikuti perintah
ayahandanya.
Melihat kejadian itu, Mak Nini kebingungan. Dia
tidak tahu harus berbuat apa karena baru pertama
kali rumahnya ramai dikunjungi orang. Bahkan, keda-
tangan Raja junjungannya yang tidak diduga-duganya
sama sekali.
Sebelum kembali ke Kertarahayu, sang Prabu
segera ke gubuk Mak Nini untuk mengucapkan terima
kasih dan berpamitan.
49