Page 58 - Putri Cantik Bertubuh Wangi
P. 58

bersedih  hati  karena  akan  pergi  jauh,  merantau.
               Dalam  hati mereka belum tentu bisa pulang kembali
               lagi ke Kertarahayu.
                       Sesudah  rombongan  diatur  rapi  dan  tiba  pada
               saatnya  yang  telah  ditetapkan,  Nyi  Putri  digandeng
               oleh ibunda dan ayahandanya, dibimbing keluar dari
               keraton. Sebelum naik ke atas tandu Nyi Putri bersu-
               jud  di  pangkuan  kedua  orang  tuanya  sambil  me-
               nangis.
                       "Bunda..."  kata  Nyi  Putri  bersujud  menyembah
               bundanya sambil menangis. Ibunya memegang kepala
               Nyi Putri sambil dicium dan dibacakan doa. Air mata
               tak  dapat  ditahan  lagi.  Nyi  Putri  lalu  bersujud  di
               depan ayahandanya, Prabu Rumenggong. Sang Prabu

               pun terus mengelus kepala Nyi Putri tujuh kali sambil
               membaca mantera. Setelah itu, berkatalah sang Prabu
               sambil menekan kesedihannya yang mendalam.
                       "Ananda  yang  tercinta,  tabahkanlah  hatimu.
               Mudah-mudahan  Ananda  berbahagia  di  perantauan.
               Silakan Ananda masuk ke dalam tandu."
                       Hanya  sampai  di  situ  kata-kata  sang  Prabu
               Rumenggong  karena  beliau  sendiri  tak  kuasa  mena-
               han rasa keharuannya. Terlebih-lebih sang Permaisuri
               dengan suaranya yang terputus-putus berkata.
                       "Euis,  anak  bunda  yang  tersayang.  Bunda
               selalu berdoa...untuk kebahagiaanmu." Dia tak dapat
               meneruskan kata-katanya karena tak kuasa menahan
               air matanya yang terus-menerus mengalir.



                                               55
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63