Page 53 - Cerita Putri Nibung di Sarang Lamun
P. 53

Sementara  itu,  sampan  yang  digunakan  Bujang
            Limpu  bersama  Akek Sabak  terus  menembus  lautan
            memecah ombak. Tak mengenal siang atau malam, panas
            atau hujan, mereka terus mencari dengan tak mengenal

            rasa lelah. Suatu malam, mendadak hujan turun dengan
            lebatnya  disertai  dengan  angin  kencang.  Sementara
            itu, di langit kilat saling menyambar. Rupanya malam
            itu cuaca sangat buruk. Hal ini membuat sampan yang

            mereka  gunakan  hancur  dihantam  gelombang.  Tubuh
            Bujang  Limpu dan  Akek Sabak  terpental  ke tengah
            lautan, sementara si Keling jauh terlempar dan digulung
            ombak.

                 Matahari bersinar dengan teriknya. Bujang Limpu
            tersadar  dari  pingsannya.  Tubuhnya  tergeletak  di
            tepian pantai sebuah pulau yang sangat asing baginya.
            Perlahan  ia  menggerakkan  badannya.  Mula-mula  jari

            jemari, lengan, leher, kemudian kaki secara bergantian
            digerakkan. Matanya memandang ke sekitar pantai.
                 “Di mana aku dan di mana pula Akek Sabak?” Bujang
            Limpu  langsung  bangkit  dan  berjalan  menyusuri  bibir

            pantai mencari Akek Sabak.



                                        ***









                                          42
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58