Page 56 - Cerita Putri Nibung di Sarang Lamun
P. 56

“Tetapi,  Kek, bagaimana  cara  kita  membebaskan
            Nibung?  Untuk  masuk  ke dalam  saja  rasanya  sangat
            sulit. Setiap penjuru dijaga para pria berwajah sangar
            dan bersenjata lengkap layaknya prajurit istana,” kata

            Bujang Limpu.
                 Akek Saba berjalan mondar-mandir sambil sesekali
            mengernyitkan dahinya seolah berpikir keras. Tak lama
            kemudian ia menuju sebuah batu besar berwarna hitam.

            Di atas batu tersebut ia mengambil posisi duduk bersila
            seperti  bersemadi.  Sebelum  memulainya,  ia  meminta
            Bujang  Limpu untuk  berjaga-jaga  jangan  sampai  ada
            yang mengganggunya.

                 “Jang, siagalah di dekat sini. Perhatikan sekitarmu
            jangan sampai ada yang mengganggu!” kata Akek Sabak.
                 “Baik, Kek,” kata Bujang Limpu sigap.
                 Setelah merasa yakin, Akek Sabak segera melakukan

            semadi. Tak lama kemudian samar terlihat oleh Bujang
            Limpu ada  sesosok bayangan  yang  keluar  dari  tubuh
            Akek Sabak.  Bayangan  tersebut  berkelebat  menuju
            bangunan  itu.  Anehnya  kedua  penjaga  yang  bersiaga

            tidak menyadari kehadiran Akek Sabak. Dengan leluasa
            dan santainya Akek Sabak berlalu di hadapan mereka.
                 Setelah  berputar  sekeliling  bangunan  megah
            tersebut,  akhirnya  Akek  Sabak  berhenti  di hadapan

            sebuah  kamar  yang  tampak berbeda  dari  bangunan
            lainnya. Ia mencoba menembus dinding kamar. Namun,



                                          45
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61