Page 11 - Putri Ringin Kuning
P. 11

“Betul,” jawab Galuh Gagalang.
                  Setelah mendengar pengakuan itu, para utusan raja tampak

            terperanjat. Mereka heran mengapa sang raja dapat tertarik pada
            gadis itu. Wajahnya tidak tampak seperti gadis desa yang ayu.  Ia

            lebih mirip dengan seorang penyihir. Badannya gemuk. Rambutnya
            seperti  tidak  pernah  disisir.  Matanya  bulat  dan  memancarkan

            kedengkian.  Meskipun  begitu,  karena  sudah  menjadi  tugasnya,
            para utusan itu tetap menjalankan tugas yang diembannya.

                  Setelah menyampaikan maksud kedatangannya, para

            pengawal raja itu segera memboyong Galuh Gagalang ke istana.

                  Di  istana,  Nyai Ciciri  sedang menangis tersedu-sedu.  Ia
            sudah mengetahui rencana sang raja untuk mempersunting Galuh
            Gagalang. Rencana itu membuatnya sedih. Hatinya seperti diiris-

            iris.  Oleh karena  itu,  ia pun  menangis. Dayang-dayang  istana

            sudah berusaha menghiburnya. Namun, hal  itu  tidak  membuat
            tangis permaisuri reda.

                  Sang permaisuri baru berhenti menangis setelah sang raja
            menghampirinya.  Melihat  kehadiran  raja,  permaisuri  berusaha

            menyembunyikan air matanya.

                  “Kanda,  apakah Kanda  sudah memikirkan masak-masak
            untuk memperistri Galuh Gagalang?” tanya permaisuri.

                  “Sudah, Dinda.”

                  Apakah nantinya tidak akan menyesal? Bukankah Kanda
            tahu bahwa Galuh Gagalang itu tidak jelas asal-usulnya?”



                                          5
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16