Page 15 - Putri Ringin Kuning
P. 15
KELAHIRAN PUTRI RINGIN KUNING
Sejak menikahi Galuh Gagalang, sang raja lebih sering tinggal
bersama istri barunya itu. Ia menjadi semakin jarang mengunjungi
Nyai Ciciri. Padahal, permaisurinya itu sedang mengandung. Nyai
Ciciri merasa heran. Ia juga benci. Namun, ia merasa tidak berdaya.
Ia sering menangis sendiri.
Pada usia kehamilannya yang kesembilan bulan, Nyai Ciciri
memberanikan diri menghadap sang raja di istana. Ia hanya
ditemani oleh seorang dayang pengasuhnya. Dengan wajah sendu,
permaisuri itu mengemukakan isi hatinya.
“Kanda, untuk menyambut kelahiran anak kita, Dinda
mempunyai satu permintaan.”
“Apa permintaanmu, Dinda?” tanya sang raja.
“Begini, Kanda. Kalau boleh, Dinda ingin dicarikan caping
dan papaliran untuk anak kita yang akan lahir kelak. Namun, yang
mencari harus Kanda sendiri. Tidak boleh diwakilkan.”
“Tidak boleh diwakilkan?”
“Betul, Kanda. Seperti yang sudah menjadi tradisi, tugas
mencari benda seperti itu harus dilakukan oleh orang tua bayi.
Jadi, tidak boleh diwakilkan kepada siapa pun.”
9