Page 18 - Putri Ringin Kuning
P. 18

Permaisuri tidak tahu bahwa para dayangnya sudah pergi.
            Kini yang ada tinggal  dayang-dayang  yang  dikirim  oleh Galuh

            Gagalang. Dayang-dayang itu pula yang kemudian melayaninya.

                  Sore itu ketika para dayang sedang sibuk di dapur,  permaisuri
            tampak  kesakitan. Tangannya berkali-kali memegangi perutnya

            yang terasa sakit. Keringat dinginnya mengucur. Karena sakitnya
            tak tertahankan, permaisuri pun berteriak sekuat-kuatnya.

                  “Dayaaaaang,” teriaknya memanggil para dayang.

                  Para dayang itu pun terkejut mendengar teriakan permaisuri.
            Mereka lalu berlarian menghampirinya.

                  “Dayang! Cepat panggil tabib. Aku sudah tidak tahan lagi,”

            teriak permaisuri sambil menahan rasa sakitnya.

                  “Sudah,  Gusti. Teman kami sedang memanggilnya.  Gusti
            Permaisuri tenang saja. Sebentar lagi tabib itu juga datang,” kata

            salah seorang dayang.
                  Bayi yang  ada  dalam  kandungan  permaisuri tampaknya

            sudah tidak tahan lagi. Sebelum tabib datang, bayi itu sudah lahir.

            Tangisnya memecah keheningan. Para dayang  terkejut  karena
            bayi yang dilahirkan  permaisuri  itu  ternyata  kembar tiga.  Yang
            keluar pertama kali adalah bayi perempuan, sedangkan dua yang

            lain laki-laki. Ketiganya sehat dan tampak montok.

                  Tidak lama setelah itu, “tabib”—yang tidak lain adalah Galuh
            Gagalang—datang. Ia pun terkejut melihat keadaan bayi itu yang

            ternyata kembar tiga.

                                         12
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23