Page 24 - Putri Ringin Kuning
P. 24
“Kau diamlah. Kemarikan saja bayi itu.”
“Baik, Kak.”
Setelah menerima bayi itu, pengawal yang lebih tua
mengerahkan kesaktian yang dimilikinya. Kedua telapak
tangannya digesek-gesekkan berputar-putar. Sesaat kemudian
keluar cahaya putih dari telapak tangan pengawal itu. Setelah itu,
telapak tangan yang bercahaya itu diusapkan ke telapak tangan
bayi itu satu demi satu. Ajaib. Di telapak tangan bayi itu kemudian
telah tertera nama masing-masing. Setelah itu, bayi-bayi tersebut
dimasukkan kembali ke dalam peti dan ditutup.
Pelan-pelan peti yang berisi bayi-bayi itu diangkat, lalu
diapungkan di sungai. Beberapa saat kemudian kotak itu terbawa
arus. Makin lama makin ke tengah dan makin jauh. Setelah peti itu
tak terlihat lagi, kedua pengawal itu pun segera kembali ke istana.
Mereka tidak tahu kalau peti itu diikuti oleh raksasa dari pinggir
sungai.
18