Page 29 - Putri Ringin Kuning
P. 29

“Suamiku, sabarlah dulu.  Bayi-bayi ini masih sangat  kecil.

            Dagingnya belum enak dimakan.  Nanti kalau sudah besar, pasti
            dagingnya lebih lezat,” bujuk istri raksasa itu.

                  Raksasa laki-laki itu pun bisa memahami penjelasan istrinya.

            Karena itu, ia pun berusaha menyabarkan diri dan mau menunggu
            hingga bayi itu tumbuh menjadi besar.

                  “Baiklah,  kalau begitu.  Namun, harus  kau ingat, kalau

            bayi-bayi itu  sudah besar,    kauharus  mengizinkan  aku  untuk
            memakannya.”

                  “Baiklah, aku setuju.”

                  Sejak pertama melihat bayi-bayi itu, raksasa perempuan itu
            sudah jatuh hati kepada mereka. Rasa kasih sayangnya tumbuh

            dan mengalahkan  kerakusannya.  Ia  memang  raksasa.  Namun,
            sebagai raksasa perempuan, ia pun memiliki rasa keibuan.

                  Setelah diizinkan suaminya, raksasa perempuan itu segera

            sibuk  dengan  ketiga  bayi itu.   Ia  mulai  merawat  Putri Ringin
            Kuning dan kedua saudaranya. Ketiga bayi itu diambil dari dalam

            peti dan segera dimandikan. Setelah itu, ketiganya dibawa naik ke
            pondoknya, lalu dibaringkan berjajar. Ia lalu memberinya minum.

                  “Duh, lucunya bayi-bayi ini,”  ujar istri raksasa itu  sambil

            mengusap-usap pipi ketiga anak asuhnya.
                  “Mana  mungkin  aku  tega  memangsa  bayi  secantik  ini,”

            ujarnya sambil mengelus-elus hidung Putri Ringin Kuning.



                                         23
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34