Page 11 - Maluku-Adi Syaiful Mukhtar-Putri Tujuh-Sigit-Fiks
P. 11

desa tempat Laweri Hulan mengawali cerita hidupnya

            sebagai nelayan yang hidup sebatang kara.


                 “Tampaknya  kita  harus  menjala  ikan  hari  ini,”

            kata  Kasim  kepada  Laweri  Hulan  yang  sama-sama


            sibuk merapikan  jala  ikan  di teras  rumahnya.  Kasim

            merupakan  teman  yang  peduli  dengan  Laweri  Hulan


            semenjak mereka bersama-sama menjala ikan di laut.

                 Laweri    Hulan     mulai    menghentikan       sejenak


            pekerjaannya  untuk  memperhatikan  teman  yang

            membantunya,  sembari  dia  mencoba  mengingat


            persediaan  ikan  di  rumahnya  yang  belum  habis.

            “Persediaan  ikan  di rumahku  belum  habis, apakah  di


            rumahmu  sudah  habis?”  tanya  Laweri  Hulan  kepada

            Kasim.


                 “Persediaan  ikan  di rumahku  juga  masih  banyak.

            Tetapi,  apakah  engkau  tidak  melihat  banyak  orang


            yang  pergi  menjala  ikan?”  Kasim  bertanya  dengan



                                          2
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16