Page 20 - Maluku-Adi Syaiful Mukhtar-Putri Tujuh-Sigit-Fiks
P. 20

Tujuh Mata Air






                 Suatu hari, Laweri Hulan menjemput Kasim untuk

            menjala ikan. Namun, Kasim tak banyak bicara karena


            badannya terlalu lemah untuk menyambut kedatangan

            temannya. Kasim memutuskan tidak ikut Laweri Hulan


            menjala ikan. Ia memilih berbaring di tempat tidurnya

            karena demam yang dideritanya.


                 “Maafkanlah saya, Laweri Hulan. Tampaknya, hari

            ini  saya  tidak  bisa  ikut  engkau  menjala  ikan  di  laut,”


            kata Kasim dengan suara lemah tak bertenaga.

                 Terdengar suara reyot kursi yang diduduki Laweri


            Hulan  saat  ia  beranjak  berdiri  mendekati  Kasim  yang

            terbaring  lemah.  Wajah  pucat  Kasim  mengingatkan


            ia  akan  kenangan  bersamanya  saat  mendaki  Gunung

            Eriwakan dan menemukan tujuh mata air yang bertuah.






                                          11
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25