Page 11 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 11

dan menyanggul rambutnya sendiri. Meskipun dayang
            lain sudah menawarkan diri untuk menggantikan tugas

            dayang itu untuk sementara waktu, Waeruwondo tetap
            tidak mau.

                 Dayang  itu  bernama  Rabiah,  biasa  dipanggilnya
            dengan  sebutan  Dayang  Rabiah.  Ia  tinggal  bertiga

            dengan  suami  dan  anaknya  tidak  seberapa  jauh  dari
            pintu  gerbang  belakang  halaman  istana.  Biasanya,

            ketika subuh, ia sudah berada di istana dan akan kembali
            pulang ke rumah apabila senja telah tiba. Dalam perkara

            seperti  ini, Waeruwondo  memang  tidak  melarang
            dayang yang sudah berkeluarga pulang dan bermalam

            di  rumahnya  masing-masing.  Ia  sangat  mengerti  dan
            tidak ingin merepotkan orang lain meskipun itu adalah

            tugas dan kewajibannya.
                 Dayang Rabiah memiliki seorang putri yang masih

            kecil sehingga Waeruwondo tidak pernah memintanya
            untuk bermalam di istana.

                 “Kasihan.   Ia  juga  memiliki  seorang  anak  kecil
            yang masih harus diurus,” begitu ucapan Waeruwondo

            setiap permaisuri menanyakan perihal Dayang Rabiah
            yang  dibolehkan  pulang  ke rumahnya  bermalam  dan

            berkumpul bersama dengan keluarganya.



                                         4
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16