Page 12 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 12

Sudah  menjadi  sebuah  tradisi  di kerajaan itu
            bahwa seorang dayang harus sepenuhnya mengabdikan

            diri pada keluarga kerajaan. Ia harus menetap di istana
            dan hanya boleh meninggalkan istana apabila mendapat

            izin dari permaisuri. Namun, sejak Lakinolipu menjadi
            raja yang memerintah rakyat di kampung itu, beberapa

            aturan  yang  dinilai  memberatkan  rakyat  dihapus,
            termasuk  tentang  aturan  mewajibkan  semua  dayang

            harus tinggal di istana.
                 Beberapa orang dayang yang semula tidak berani

            menikah  atau  memiliki  anak  karena  adanya  aturan
            yang dianggap berat akhirnya mulai berani berkeluarga

            atau  memiliki  anak.  Waktu  dan  tenaga  yang  tadinya
            semua  harus diabdikan pada  istana  kini dapat diatur

            untuk keperluan pribadi. Mereka juga diberikan pilihan
            boleh  meninggalkan  istana  apabila  menginginkannya.

            Tidak  sedikit dayang  istana  yang  kemudian  memilih
            menikah  dan  pulang  ke  kampungnya  untuk  membina

            keluarga.  Namun,  masih  banyak  pula  yang  memilih
            untuk tetap tinggal di istana dan mengabdi pada raja

            dan keluarganya. Dayang Rabiah salah satunya.
                 Ketika telah menikah dengan salah seorang prajurit

            kerajaan, ia menghadap pada permaisuri dan meminta



                                           5
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17