Page 13 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 13
untuk tetap diizinkan tinggal di istana merawat Putri
Waeruwondo yang sudah dianggap seperti anaknya
sendiri. Melihat Putri Waeruwondo sangat dekat
dan sayang dengan Dayang Rabiah, permaisuri
meng izinkannya tetap bekerja di istana. Namun,
Waeruwondolah yang meminta pada permaisuri untuk
tidak melarang Dayang Rabiah pulang ke rumahnya
apabila hari telah beranjak senja.
Hari itu, Dayang Rabiah belum juga datang. Hal
ini membuat Waeruwondo berpikir dan mencari tahu
perihal dayang kesayangannya itu.
“Tidak biasanya Dayang Rabiah tidak datang
ke istana selama beberapa hari tanpa ada berita.
Mungkinkah terjadi sesuatu dengannya?” Waeruwodo
berbicara sendiri di dalam kamar. Ia sedang duduk di
dekat jendela sambil memandang ke luar. Di luar, tepat
di bawah jendela kamarnya, bermekaran bunga-bunga
beraneka warna yang sedap dipandang mata. Namun,
tatapan Waeruwondo seakan tidak pada bunga-bunga
itu. Pikirannya berkecamuk memikirkan Dayang Rabiah.
Ia pun segera beranjak keluar kamar dan memanggil
salah seorang dayang yang lewat di depan kamarnya.
6