Page 15 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 15

“Ina,  tidak  apa-apa.  Baginda  dan  permaisuri
            pasti akan mengizinkanku pergi melihat keadaan anak

            Dayang Rabiah. Sekarang ini tidak ada lagi larangan-
            larangan  seperti  dulu  yang  membuat  seolah-olah

            keluarga raja tidak peduli dengan keadaan rakyatnya,”
            kata Waeruwondo.

                 Dayang itu pun lalu mengajak Putri Waeruwondo
            ke rumah  Dayang  Rabiah  untuk  menjenguk  anaknya

            yang sedang sakit. Ia membawa berbagai macam buah-
            buahan  dan  penganan  untuk  diberikan  pada  keluarga

            Dayang Rabiah. Ia juga memanggil salah seorang tabib
            istana untuk menyertainya. Dengan diantar dua orang

            pengawal,  mereka  pun  pergi  dengan  menggunakan
            kereta kuda.

                 Alangkah terkejutnya Dayang Rabiah melihat anak
            junjungannya muncul di rumahnya. Ia segera bersimpuh

            di depan Putri Waeruwondo.
                 “Ampuni  hamba,  Putri.  Hamba  telah  lalai

            melaksanakan  kewajiban,”  katanya  mengiba  sambil
            berurai  air  mata.  Ia  sama  sekali  tidak  menduga

            kedatangan Putri Waeruwondo ke rumahnya.
                 “Bangunlah,  Rabiah.  Kedatangan  saya  ke  sini

            hendak  menjenguk  anakmu.  Saya  mendengar  bahwa



                                         8
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20