Page 26 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 26

junjungannya  menunggu  lama.  Tak disangka-sangka
            sebuah akar kayu yang melintang di jalan menghalangi

            jalannya. Ujung kain yang dikenakannya tersangkut pada
            akar  kayu  itu  menyebabkannya  tersungkur  sehingga

            kepalanya membentur batu. Sesaat pandangan matanya
            gelap dan kepalanya pusing. Pada kepalanya bagian kiri,

            muncul benjolan sebesar biji kemiri. Tatkala ia berdiri,
            pusing di kepalanya kian senut dirasakannya. Namun,

            hanya sebentar ia sudah dapat menguasai diri kembali.
            Ia pun melanjutkan perjalanannya, tetapi ia masuk dulu

            ke istana hendak mengambil obat untuk mengobati luka
            di kepalanya.

                 Sementara  itu,  Waeruwondo  sama  sekali  tidak
            melihat  jika  Wa  Ina  sempat  terjatuh.  Ia  sibuk

            memindahkan sebuah bunga ke dalam pot yang sudah
            ia siapkan. Sesekali ia menoleh ke tempat Wa Ina tadi

            menghilang, tetapi yang ditunggu belum juga datang.
                 Sore  kian  pekat, tetapi  Waeruwondo  masih

            betah berlama-lama di taman bunga miliknya. Selesai
            memindahkan  bunga  ke  dalam  pot,    lalu  ia  berjalan

            ke  bagian  yang  ditumbuhi  rerimbunan  bambu  kuning.
            Di  balik rimbun  bambu  kuning  itu,  terdapat  sepasang

            mata menyipit tatkala Putri Waeruwondo berjalan kian



                                          19
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31