Page 27 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 27

dekat.  Entah  apa  tujuan  pemilik  sepasang  mata  itu
            hingga begitu lekat tatapannya pada diri sang putri. Ia

            juga tidak kunjung menampakkan diri walaupun sudah
            sejak lama ia mendekam di tempat itu.

                 Sementara  itu, Waeruwondo  sedikit pun  tidak
            menyadari jika ada sepasang mata yang terus mengintai

            sejak tadi. Perhatiannya hanya tertuju pada tanaman
            bunganya.  Ia  tetap  tenang  ketika  melangkah  dan

            berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain. Tepat
            ketika kakinya tiba di depan rerimbunan bambu, tiba-

            tiba ia merasa tiupan angin kencang menerpa dirinya.
            Ia  kaget, langsung  berpaling  ke sumber  datangnya

            angin  itu.  Betapa  terkejutnya  ia  ketika  melihat  sosok
            yang  sedang  berdiri  sangat  dekat  dengannya.  Ia  pun

            membuka  mulut  hendak  berteriak,  tetapi  suaranya
            seakan tercekat dikerongkongan. Sesaat kemudian, ia

            tidak sadarkan diri.
                                         ***
















                                        20
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32