Page 32 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 32

Dayang  Rabiah  hanya  menggelengkan  kepala
            dengan wajah muram. Sepertinya ia juga kecewa karena

            belum  menemukan  sesuatu  yang  diharapkan  bisa
            menunjukkan tempat  perginya Waeruwondo. Bahkan,

            tilik  sandi  pun  telah  beberapa  kali  memeriksa  tempat
            itu, tetapi hasilnya tetap nol.

                 Dalam  keadaan  setengah  melamun,  Wa  Ina
            melangkahkan  kedua  kakinya  ke balik  rerimbunan

            bambu kuning. Jalan yang melintas di samping rumpun
            bambu  kuning  itu  adalah  satu-satunya  jalan  yang

            menghubungkan  kamar  Putri  Waeruwondo  dengan
            taman. Jalanan itu pasti akan dilewati oleh Waeruwondo

            apabila ia hendak pergi ke taman.
                 Ketika  melewati  rumpun  bambu  itulah  tanpa

            sengaja ekor matanya menangkap sesuatu yang tidak
            biasa di balik rimbun  itu.

                 Wa  Ina  menghentikan  langkahnya  dan  melihat
            dengan  saksama  benda  yang  menarik  perhatiannya.

            Benda  itu  serupa  gelang  perunggu  yang  tersangkut
            di ranting  bambu.  Wa  ina  mengambil  dan  mengamati

            gelang itu.
                 “Rabiah  ...,”  ia  lalu  memanggil  Dayang  Rabiah

            mendekatinya.



                                          25
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37