Page 33 - Sultra-Putri Waeruwondo
P. 33

Dayang  Rabiah  bergegas  menghampiri  Wa  Ina
            setelah  mendengar  panggilan  itu.  Dilihatnya  sebuah

            gelang perunggu sedang dipegang oleh Wa Ina. Sekali
            lihat  saja,  ia  tahu  jika  gelang  itu  pastilah  kepunyaan

            Putri Waeruwondo.
                 “Gelang  itu ...  gelang  itu  kepunyaan  Tuan  Putri,

            Ina!” seru Dayang Rabiah mendahului pertanyaan Wa
            Ina.

                   “Tidak  salah  lagi,  gelang  ini  kepunyaan  Putri
            Waeruwondo.  Namun,  mengapa  bisa  tersangkut  di

            ranting bambu ini?” kata Wa Ina pelan. Pandangannya
            silih  berganti  menatap  gelang,  lalu  Dayang  Rabiah

            seperti  hendak  meminta  penjelasan  atas  pertanyaan
            yang berkecamuk di kepalanya.

                 Dayang  Rabiah  hanya  menggeleng  dan  menghela
            napas  menerima  tatapan  mata  Wa  Ina.  Meskipun ia

            juga dekat dengan Putri Waeruwondo, saat kejadiaan
            hilangnya  putri,  ia  sedang  berada  di  belakang  istana

            menemani  permaisuri  mengayam  tikar.  Ia  lalu
            membantu Wa Ina memeriksa rumpun bambu itu dengan

            teliti. Disibak-sibakkannya dedaunan bambu di sekitar
            rumpun bambu yang sudah kering dan sebagian telah

            bercampur tanah. Di antara tumpukan dedaunan kering



                                        26
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38