Page 10 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 10
diam membenci Numa, sedangkan Numa berperilaku lemah
lembut dan santun baik kepada ibu maupun Tima sebagai
kakaknya.
Bila di depan ibunya, Tima selalu bersikap manis
kepada Numa. Seakan-akan ia menyayangi adiknya. Apabila
ibunya tidak di rumah, perangai Tima yang manis dan penuh
kasih sayang itu benar-benar berubah. Ia memperlakukan
adiknya dengan kasar dan keras, bahkan Numa selalu
disuruh-suruh.
Numa menyadari perangai kakaknya yang jahat
kepada dirinya. Tidak jarang Numa menangis karena tidak
tahan dengan perlakuan sang kakak. Meskipun demikian,
Numa masih menghargai dan menyayangi Tima.
Bagi Tima, kata-kata ibunya itu justru digunakan
sebagai alat penekan kepada Numa. Ibunya selalu
mengatakan yang muda harus patuh kepada yang tua. Bila
suatu hari Numa malas bekerja, Tima langsung berucap
dengan kasar, “Kau tidak menghormati aku, Numa? Apakah
kau ingin aku laporkan kepada Ibu?”
Numa bukannya takut kepada ibunya, melainkan
Numa tidak mau menambah beban pikiran ibunya yang
repot.
4