Page 15 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 15
Numa menangis tersedu-sedu.
Tima kemudian memarahi Numa. "Hentikan tangismu
dan teruskan pekerjaanmu!” bentak Tima, seraya bertolak
pinggang.
Numa menyusut air matanya. Kemudian, ia menatap
Tima dengan pandangan kosong. Sepertinya ia ingin
berbicara lagi, tetapi lidahnya mendadak kelu.
“Kenapa kau diam saja?” kata Tima.
Numa beranjak meninggalkan Tima dengan hati pilu.
9