Page 17 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 17

“Sakit apa, Kak?”


                   “Badanku  lesu dan kepalaku  pusing,  Numa,”  kata

             Tima.  Numa,  bisakah  engkau  menolongku?”  jawab  Tima
             sambil berbaring di pembaringan.


                   “Apa yang harus kutolong?”


                   “Tolong cuci pakaianku yang kotor, ya!”


                   Numa merasa heran.  Biasanya pun,  Numalah  yang
             mencucikannya tanpa  pernah  dapat ucapan  permintaan
             tolong dari kakaknya.  Akan  tetapi,  Numa tidak  mau

             memperpanjang keheranannya. Numa langsung mengambil
             pakaian Tima yang kotor dan  pergi ke sungai.


                   “Hati-hati,  Ma!  Aku  kira  air  sungai  meluap,  jangan
             sampai engkau celaka,” kata Ma Kili ketika melihat Numa

             menuju ke sungai.


                   Apa yang dikatakan Ma Kili memang benar. Air sungai
             meluap. Tempat Numa biasa mencuci pun tergenang. Numa
             terpaksa mencari tempat lain.


                   Selama  mencuci  pakaian  Tima,  Numa  melihat
             beberapa benda hanyut terbawa arus sungai, di antaranya

             bilah-bilah  kayu  bagian  perahu  yang  hancur dan   bagian
             perabotan ringan.



                                         11
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22