Page 21 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 21

“Terima  kasih  atas  pertolongan  Ibu  dan  ...,”  kata  si
             pemuda sambil mengerlingkan mata ke arah Numa.


                   “Numa namanya, anakku yang bungsu,” kata Ma Kili.


                   “Terima  kasih,  Numa  sudah  menolong  saya,”  kata
             pemuda  itu.  Numa  menunduk  malu.  Hatinya  bergetar

             mendengar suara si pemuda.”


                   “Nak,  siapa sesungguhnya  engkau?  Dan apa  yang
             terjadi sehingga engkau hanyut dibawa air sungai?” tanya
             Ma Kili.


                   “Nama  saya?  Nama  saya  Mandau,  saya  seorang
             pemburu, Bu. Saya berasal dari sebuah dusun kecil di tepi
             Sungai Kapuas Hulu. Desa  saya musnah dilanda banjir

             dan penghuninya banyak  yang  tidak  tertolong termasuk
             keluarga saya. Saya berhasil menyelamatkan diri,  tetapi
             perahu saya diterpa air bah dan hancur. Lalu …  hanyut, ah,

             seandainya Numa tidak menolong saya ...,” kata si pemuda
             yang mengaku bernama Mandau itu.


                   “Bagaimana  saya  harus membalas  budi  baik  Numa
             dan Ibu?” lanjut Mandau, matanya menatap Numa dengan
             lembut.


                    “Jangan berpikir semacam itu! Apa yang kami lakukan
             kepadamu, semata-mata  hanya karena kewajiban  sesama

             manusia. Hanya secara kebetulan saja,” kata Ma Kili.

                                         15
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26