Page 23 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 23

Berbeda halnya dengan Numa, bila  Ma Kili meminta

             pendapat. Numa menjawab, “Dia tampaknya sebatangkara,
             yatim piatu, Bu.”


                   “Bila ibu merasa kasihan kepadanya, biarlah ia tinggal
             di rumah kita. Saya seperti mempunyai kakak lagi dengan
             adanya Mandau.”


                   Ma Kili menjadi bingung. Kedua anak gadisnya telah

             mengemukakan pendapat masing-masing. Namun, yang
             mana yang mesti dituruti?


                   Ketika telah sehat betul, Mandau memohon kepada
             Ma Kili agar diizinkan tetap tinggal di rumahnya.


                   “Saya ingin membalas budi baik Ibu dan Numa, juga

             Tima. Oleh karena itu, izinkanlah saya tinggal di sini  kendati
             sebagai pembantu sekalipun!”


                   Ma Kili sangat bingung menjawab. Tima mencibirkan
             bibirnya, sedangkan Numa menunduk  diam.


                   “Saya lihat  ibu mempunyai kebun,  izinkanlah
             saya mengelolanya dengan baik  semoga hasilnya
             juga   lebih    baik.   Saya    akan    membuat      dangau

             di  kebun Ibu,  di  sanalah  saya akan tinggal jika
             Ibu tidak keberatan,” Mandau seperti memohon.





                                         17
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28