Page 25 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 25
3. TIMA MENGGUGAT NUMA
Hari berganti hari. Tanpa terasa bulan pun berganti.
Mandau telah menginjak bulan keempat tinggal di kebun
Ma Kili. Ia bekerja sangat rajin dan ulet. Apa saja yang
ditanamnya tumbuh. Hasilnya meningkat.
Ma Kili sangat senang. Beban keluarganya terasa
berkurang sebab Mandau ternyata bukan sanggup mengolah
kebun saja. Mandau juga siap menjualkan hasil kebun itu.
“Bagaimana cara engkau berjualan, sampai mendapat
keuntungan demikian besar, Mandau?” tanya Ma Kili dengan
takjub.
“Saya masih muda, Bu. Saya mampu berjalan jauh,
sampai ke pusat penjualan di Nangapinoh. Di sana hasil
kebun Ibu laku dengan harga tinggi,” jawab Mandau.
“Nangapinoh? Nama apa itu?” tanya Numa.
“Nangapinoh adalah nama sebuah kerajaan, Numa.
Keadaannya ramai sekali.”
“Berdoalah, mudah-mudahan kita sempat ke sana.”
19