Page 33 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 33

Besok  atau  paling  lambat  lusa,  pembeli  rumah ini

             akan segera datang. Katanya, rumah ini akan ditempati oleh
             pegawainya,” kata Tima.


                   “Kak Tima? Ibu sedang sakit. Sebaiknya engkau ....”


                   “Tutup  mulut!  Aku  tidak  ingin  kehilangan  muka  di
             depan orang yang akan membeli rumah ini. Besok sebaiknya

             rumah ini telah kosong.”


                    “Apa yang dikatakan Tima memang benar, sebaiknya
             aku segera pindah ke dangau di kebun. Bukannya dangau
             itu telah diperbesar oleh Mandau?” kata Ma Kili.


                   “Ibu!” panggil Numa sambil mendekap penuh iba.


                   “Mau bicara apa lagi kau, Numa! Apakah engkau telah
             tuli, tidak mendengar apa yang baru dikatakan ibu?” kata
             Tima.


                   Numa kembali  mendekap ibunya sambil  menangis

             tersedu-sedu.


                   “Nah, untuk  itulah  aku datang.  Sekarang  persoalan
             rumah ini telah dijual. Jadi, besok harus sudah kosong,” kata
             Tima.


                    Ia beranjak pergi tanpa menoleh lagi, tanpa peduli

             kepada ibu  dan adiknya yang  tengah menangis sambil
             berpelukan.
                                         27
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38