Page 39 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 39

“Coba kau lihat, siapa yang datang itu?” kata Ma Kili.


                   Numa menyusutkan matanya, lalu  bergegas ke luar

             dangau.  la  sangat  heran  melihat  laki-laki  datang  dengan
             sikap tidak ramah.


                   “Inikah  kebun  milik  Tima  dan  Kiban?”  tanya  salah
             seorang laki-laki  berwajah kaku.


                   “O, bukan. Kebun dan dangau ini bukan milik Tima,

             tetapi milik ibunya. Ada apa kiranya?” Numa balik bertanya.


                   “Ha ha ha ha …, milik ibunya tentu saja sama dengan
             milik anaknya. Ah, engkau ini ada-ada saja, gadis manis.”


                   Bulu kuduk Numa meremang berdiri. la sangat takut
             dan ngeri melihat mata laki-laki itu.


                   “Apa keperluan Saudara-Saudara dengan kebun dan
             dangau ini?” tanya Numa.


                   “Manis,  Tima  dan  Kiban  telah  menjual  kebun  ini.

             Lengkap  dengan  seluruh isinya.  Kami  yang  membelinya.
             Oleh  karena itu,  kami beri waktu  tiga  hari bagimu  untuk
             mengosongkannya.”


                   “Oh?”  Numa  terkesiap  kaget.  Mulutnya  menganga
             dengan  lidah yang  kelu.  Saat  itu,  rasanya ada sambaran

             halilintar menghantam kepalanya.


                                         33
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44