Page 43 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 43
“Iya, pindah ke mana?”
Mandau terdiam sesaat. Matanya menatap Numa
dengan dalam, kemudian ke wajah Ma Kili yang pucat pasi.
“Ibu telah mempercayakan aku untuk mengatasi
kesulitan ini. Bagaimana dengan engkau, Numa?”
Numa mengangguk penuh harap, tanpa keraguan
sedikit pun.
“Besok kita tinggalkan tempat ini. Kuharap Numa
tidak menanyakan ke mana aku akan membawa kau dan
ibu. Percayalah, aku akan membawa kau dan ibu ke tempat
yang lebih baik.”
“Aku percaya kepadamu, Mandau,” kata Numa,
tangannya menggenggam tangan Mandau dengan hangat.
Esok paginya, Mandau memangku Ma Kili yang sedang
sakit, meninggalkan dangau kebun yang penuh kenangan
baginya.
“Engkau kemarin menjual hasil kebun ke Nangapinoh,
bukan?” tanya Numa sambil berjalan.
“Ya, kenapa?” Mandau balik bertanya.
“Tidak bertemu dengan Kak Tima dan suaminya?”
37