Page 48 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 48

“Kalau gagal, bagaimana?”


                   “Itu hal yang wajar bagimu karena engkau memang

             hanya gadis desa.”


                   “Aku ... ah, rasanya besar sekali. Aku tidak sanggup,
             Mandau!”


                   Ma  Kili  yang  tengah  berbaring  di  pembaringan
             dalam perahu tiba-tiba memanggil Numa. Numa terpaksa
             menunda pembicaraannya dengan Mandau, lalu bergegas

             menghampiri ibunya.


                   “Ada apa,  Bu?”  tanya Numa. “Aku mendengarkan
             semua  pembicaraanmu  dengan  Mandau,  Numa.  Ibu  rasa,
             apa yang dikatakan Mandau itu benar. Nasib kita tidak akan

             berubah kalau kita sendiri tidak mengubahnya.”


                   “Jadi, Ibu setuju, aku dicalonkan sebagai putri angkat
             raja?”


                   “Mengapa tidak? Jadi putri angkat raja tidaklah hina
             bahkan sangat mulia.”


                   Numa merenung kebingungan.










                                         42
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53