Page 51 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 51
Sehari itu Mandau tidak menampakkan dirinya. Entah
ke mana. Numa menanti-nanti dalam kecemasan. Ketika
menjelang siang, beberapa abdi keraton datang menemui
Numa. Numa benar-benar serba salah. Dia tidak tahu mesti
bagaimana menyambutnya.
“Seseorang bernama Mandau memberi petunjuk
bahwa di sini ada gadis yang bernama Numa,” kata ketua
abdi keraton.
“Hambalah yang bernama Numa,” jawab Numa
dengan berdebar-debar.
“Gerangan apa maka Tuan menanyakan hamba?”
“Nona diharapkan sudi kami giring ke keraton.”
“Ke keraton? Ah, apa gerangan salah hamba?”
“Nona tidak bersalah, tetapi nona diharuskan
menerima didikan di istana. Nona harus mengenal adat-
istiadat dan tata-cara putri keraton.”
“Oh, apakah hamba dipilih menjadi calon putri raja?”
Para abdi keraton tersenyum dan mengangguk.
45