Page 52 - Putusnya Tali Persaudaraan
P. 52
“Berangkatlah, Numa. Ubahlah nasib kita!” bisik Ma
Kili ketika Numa minta persetujuannya. “Ibu akan selalu
berdoa untukmu.”
Demikianlah, sejak hari itu Numa tinggal di dalam
keraton. Numa mendapat gemblengan yang ketat dari
beberapa abdi keraton untuk mengenali tata-cara hidup di
keraton.
Mandau tidak pernah mengunjunginya, tetapi berkali-
kali mengirim surat yang berisi dorongan.
Ma Kili telah sembuh dengan cepat. la pun tidak
pernah melihat Mandau lagi. Ia mendapat kesempatan untuk
mengunjungi Numa yang memang tidak diizinkan pulang.
Numa sekarang telah menjadi gadis keraton, meskipun sifat
kedesaannya masih tetap terlihat.
Selama dalam gemblengan yang hampir tiga bulan
lamanya, Numa berkesempatan mendapat panggilan raja.
Aku pasti terpilih sebagai putri angkat raja, pikir
Numa dengan yakin. Akan tetapi ke mana Mandau? Mengapa
ia tidak kunjung muncul? Numa sangat sedih ketika ibunya
juga tidak tahu di mana.
46