Page 12 - Sultra-Raja Indara Pitara
P. 12

“Katakanlah. Kita akan cari bersama-sama jalan keluarnya.”

                       “Dinda sangat ingin makan mangga dari Pulau Pangka.”

                       “Pulau  Pangka?  Pulau  Pangka?”  Raja  mengulang  berkali-kali

                  nama pulau yang baru saja diucapkan oleh istrinya. Raja mengulang-
                  ulangnya seperti raja ingin memperjelas pendengarannya, namun

                  sebenarnya ia penuh kekhawatiran.

                       “Sepertinya  Kanda  pernah  mendengar nama  pulau  itu.  Iya,
                  ya,  bukankah  pulau  itu  termasuk  pulau  yang  tidak  berpenghuni

                  karena semua orang yang pernah datang ke tempat itu dimakan

                  oleh raksasa yang sangat kejam?”

                       “Benar,  Kanda.  Dinda  juga  pernah  dengar  cerita  tentang

                  raksasa penghuni Pulau Pangka itu. Memang seram sekali cerita
                  pulau itu, tetapi tidak tahu juga ini keinginan Dinda untuk makan

                  mangga hanya mangga dari Pulau Pangka itu.”

                       “Baik, baiklah, Dinda. Sekalipun pulau itu dihuni oleh raksasa,
                  kita akan cari jalan keluarnya. Hari ini juga saya akan utus para

                  pemberani dari kerajaan kita ini untuk mendapatkan mangga yang

                  engkau inginkan.”

                       “Tetapi  Kanda,  Dinda  ingin  mangga  itu  diambil  oleh  Kanda

                  sendiri bukan oleh orang lain.”
                       “Apa?  Kanda  sendiri  yang  harus  pergi?  Saya  harus

                  meninggalkanmu  dalam  keadaan  seperti  ini?  Tidak,  Dinda.

                  Sebaiknya kita percayakan saja pekerjaan ini kepada orang-orang
                  kepercayaan kita.”

                       Apa pun alasan yang dikemukakan oleh raja, permaisuri tetap

                  bersikeras. Ia  menginginkan mangga yang dari Pulau Pangka yang

                  diambil langsung oleh suaminya. Raja tidak bisa berkata apa-apa

                  lagi. Demi kesehatan dan keselamatan istri dan anaknya, raja pun
                  memutuskan  untuk  berangkat  menuju  Pulau  Pangka.  Malam  itu








                                                            4
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17